Big Hero 6!

big-hero-6-movie-poster-disney

Film yang membuat saya tertawa? Banyak! Yang membuat saya nangis? Ada.

Tapi.. film yang membuat saya tertawa, menangis, tertawa, lalu menangis lagi? Hanya Big Hero 6, sejauh ini.

Dan saya bisa bilang bahwa ini adalah film paling bagus yang pernah saya tonton!

Sebutlah saya lebay, tapi film ini benar-benar membuat saya berpikir beberapa hari merenungi kekerenan dari film ini. Resensi film ini dapat dilihat disini (males nulis gitu :p ). Saya lebih mau berbagi tentang apa yang saya dapatkan dari film ini :

1. Saya sangat sulit mengerti bagaimana rasanya berduka. Benar-benar berduka. Dan film ini dapat mengajarkan penonton (terutama orang seperti saya) bagaimana rasanya kehilangan. Dua kali saya menangis adalah saat dua kali Hiro kehilangan orang-orang yang ia sayangi. Saya jadi turut dapat merasakan perasaannya saat harus melepas hal-hal yang berharga dalam hidupnya.

2. Kedukaan dapat mendorong orang baik untuk mengeluarkan sisi paling ‘setan’ dalam dirinya. Di sisi lain, kedukaan dapat membuat kamu mengerti perasaan sakit dan perih, sehingga kamu pun terdorong untuk mengeluarkan sisi paling ‘malaikat’ dalam diri kamu, ya.. dengan menolong orang lain yang senasib denganmu.

3. Harta, kekuasaan, dan materi duniawi dapat membuat seseorang menjadi ambisius. Terlampau ambisius sampai sadar tidak sadar hal tersebut dapat melukai orang lain.

4. Kamu butuh orang-orang lain, teman terbaikmu, untuk dapat mengakselerasi kegiatan yang sedang kamu lakukan. Mungkin ya, kamu bisa lakukan sendiri. Tapi hasilnya tidak maksimal. Lebih lambat tercapai. Atau justru tujuanmu tidak tercapai sama sekali.

5. Ada orang-orang yang menyayangi kamu apa adanya. Dan di film ini, banyak sekali diperlihatkan adegan-adegan itu. Sweet ❤

Masih banyak sekali sih pelajaran dan AHA moment yang didapatkan dari film ini. Pokoknya ini adalah a must see movie! Buat anak-anak pun sangat bisa untuk ditonton. Filmnya mudah dicerna dan bisa mengaduk-aduk emosi, dari mulai tertawa sampai menangis. Cobain sendiri deh (kayak ngiklan hihi).

Oh ya yang lucu adalah saat adegan terahir, Hashfi menangis. Lalu saat saya tanya, ia seperti membalikkan badan dan tidak ingin saya lihat. Lalu saya bilang ‘Mbak Di juga nangis‘ (dan memang saya nangis, bahkan lebih lebay dari dia. Hehe). Pas dia lihat saya beneran nangis, baru deh dia mau berbalik ke saya. Lalu saya peluk dan bilang, ‘Hashfi sedih ya. Gapapa kok nangis‘. Ia mengangguk, dan lalu kami berdua berpelukan. Orang-orang, bahkan sampai satpamnya ngeliatin, tapi sabodo teuing lah :p (emang sedih banget hiks. Bahkan sampai filmnya selesai masih pengen nangis euy *pembenaran atas kecengan hari itu gitu :p *). Terus baru sadar. Umur-umur seHashfi itu (8 mau 9 tahun) memang lagi berperilaku sesuai stereotip gender gitu ya. Misalnya kalau lelaki gak boleh cengeng, gak boleh nangis. Makanya dia malu dan gak mau terlihat saat ia menangis. Padahal mah ya gapapa. Bahwa menangis, asalkan memang sesuai konteks dan sewajarnya, ya dilepaskan sajalah. Terlepas dari laki-laki atau perempuan. Wong, Allah sama-sama nyiptain air mata buat laki dan perempuan. Gak dibedain. Terus sekarang kita masa bedain anak laki dan perempuan saat mereka menangis. Ya gak?

Tinggalkan komentar