Terbalik-balik

Teknologi, menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh (unknown)

Kita, tanpa ijin, mendekati hidup orang yang tidak begitu kenal dekat, mengintip mereka dari kejauhan, seakan-akan kita benar-benar mengenal mereka. Lewat update status BBM, reminder ulang tahun, atau foto-foto mereka yang terpampang di timeline kita. Kita pun mengirim BM, seakan-akan kita benar-benar mengingat mereka satu persatu, padahal mungkin bertemu setahun terakhir tidak dilakukan.

Di sisi lain, BM juga kita kirimkan pada orang-orang yang dekat dengan kehidupan kita. Menjadikan arti mereka sama rata dengan orang-orang yang hanya sekadar numpang lewat dalam kehidupan kita. Lalu, akhirnya, maaf yang tadinya bermakna sakral, yang semestinya dilakukan penuh ketulusan dan kesakralan, menjadi sesuatu yang diucapkan atau dituliskan tanpa emosi. Maaf yang (dulunya) dilakukan di ruang-ruang pribadi menjadi konsumsi publik. Hanya sekadar ritual setahun sekali, yang maknanya akhirnya hampir setara dengan ucapan seperti ‘Selamat pagi’. Permintaan maaf yang tulus, mungkin diiringi dengan isak tangis, menjadi pemandangan yang langka. Saat semuanya dapat dilakukan dengan sangat mudah dan murah. Untuk apa lagi memilih yang sukar?

Tinggalkan komentar