Belajar dari binatang :)

Sudah lama sekali saya tidak pernah ke kebun binatang, dan minggu ini keluarga saya tumben-tumbenan dengan impulsifnya memutuskan untuk pergi ke Taman Safari. Saya kira, saya tidak akan tertarik bertemu dengan kumpulan hewan-hewan ini, tapi ternyata ada rasa kagum, kegirangan, dan menagih untuk bersua dengan hewan-hewan ini, yang tidak saya duga.

 

Lain saya, lain pula dengan Hashfi. Ini kali pertama ia pergi ke Taman Safari. Tentu saja, dengan kritisnya ia bertanya ini dan itu. Berikut ini beberapa interaksi kami selama di kebun binatang :

 

–  Awalnya Hashfi senang memberi makan berbagai hewan yang melintasi mobil kami, tetapi lama kelamaan ia menjadi takut. Ia bahkan dari awal sudah berkata kalau ia takut dengan harimau, dan ia pun menghindari berbagai hewan yang mrip dengan harimau. Lalu saya mencoba menjelaskan bahwa mereka itu tidak menakutkan, tetapi buas, karena memang sudah kodratnya untuk memiliki kuku dan taring yang tajam untuk membantu mereka makan daging. Kalau harimau yang masih berkeliaran di hutan Afrika, mereka memang akan siap siaga dan bisa melukai kita, tetapi di Taman Safari ini mereka sudah terlatih dan terbiasa, daging pun sudah terberi, jadi kemampuan untuk menyerangnya pun sudah berkurang dan mereka sudah tahu kalau manusia itu tidak mengancam, jadi mereka tidak akan menyakiti manusia.

 

–          Selain ketakutan akan harimau di atas, Hashfi juga takut naik kereta gantung dan hal-hal baru yang ia akan coba. Waktu itu saya mengatakan ke dia, kalau setiap kali mau ngomong takut, tambahin kata ‘gak’ di depannya, jadi ‘Aku (gak) takut’, lalu beranikan
diri untuk mencoba hal baru, setelah itu baru dilihat bagaimana setelahnya, misalnya ‘Apa harimaunya nyakitin kamu?’ ‘Apa naik kereta gantung gak enak?’. dan ternyata ketakutannya tidak terbukti. Akhirnya ia selalu bilang ‘Aku gak takut’ dan bahkan ingin naik kereta gantung kembali setelah sudah turun.

 

–         Hashfi belajar kalau diantara hewan-hewan tersebut ada hewan yang jumlah sudah semakin sedikit dan harus dilindungi agar tidak punah. Ia menjadi belajar kata ‘hewan langka’ dan apa yang seharusnya kita lakukan pada mereka, dengan tidak mengeksploitasi mereka.

 

–          Hashfi belajar bahwakangguru pun harus belajar mandiri. Ia melihat bahwa ibu kangguru tidak akan memperbolehkan anak kangguru yang sudah berumur 1 tahun untuk menyusui di kantungnya lagi. *disini sebenarnya cukup deg-degan ketika Hashfi bertanya ‘kok kangguru yang itu nyakitin kangguru satunya’ waktu dia melihat adegan kangguru saling ‘berhubungan’. Waktu saya bilang kalau itu yang membuat Ibu kangguru hamil, untungnya Hashfi tidak bertanya lagi :p *

 

Nah, ternyata banyak ya yang bisa dipelajari anak kecil di kebun binatang, bagaimana dengan pengalaman Anda saat pergi ke
kebun binatang dengan anak, adik, atau keponakan? 🙂

 

Mari ke kebun binatang :)

Tinggalkan komentar